Hobi Baru dan Semacamnya

Jumat, 16 Juli 2021


    Sudah setahun ini aku berhenti main Dota, dan beralih menggunakan laptop untuk keperluan kuliah dan sekarang untuk keperluan sehari-hari. Laptop yang kugunakan tidaklah sekuat komputer, jadi Dota di luar dari kemungkinan jenis hiburan yang bisa dilakukan. Tapi ini tidak menghentikanku untuk mengikuti perkembangan Dota (walau intensitasnya menurun drastis dibanding dulu saat masih aktif bermain) dan terkadang beberapa video di Youtube pun masih kutonton, terutama dari salah satu streamer Dota favorit.


    Walau dengan performa yang secara relatif terbatas, aku masih bisa merasakan dan menikmati beberapa game di laptop ini, baik game yang familiar dan nostalgia atau yang pertama kali kucoba. Beberapa game familiar yang kumainkan lagi adalah game Zoo Tycoon (2001), Rise of Nations (2003), Mount and Blade : Warband (2010), dan Lost Saga Origin (versi relaunch April 2021 dari game Lost Saga yang dulu tutup pada Juni 2020).

    Tidak sampai disitu, aku juga mencoba hobi baru yaitu menonton (dan mendownload beberapa) Anime di laptop. Sejauh ini ada 2 series Anime, 1 film, dan 1 series TV yang sudah didownload di laptop. Tentu tidak semua yang kutonton akan didownload, pemilihannya tergantung moodDan bahkan baru-baru ini (sejak 25 Juni 2021), ada lagi hobi baru yang muncul. Membaca, dengan salah satu contoh spesifiknya membaca Light Novel di laptop. 

    Kenapa Light Novel? Karena ada sebuah serial Anime yang diadaptasi dari Light Novel dan sejauh ini serial Anime yang disiarkan masih tertinggal sangat jauh, jadi karena tidak sabaran aku memutuskan untuk membaca langsung sumber acuannya, yaitu Light Novel. Dan kombinasi dari penulisan dan plotnya membuatku betah membacanya, sehingga total 18 volume yang sudah terbit dengan rata-rata jumlah halaman 313 per volume habis dibaca dalam waktu 2 minggu.

    Demam membaca pun belum selesai, karena Light Novel tersebut sebenarnya masih belum tamat. Jadi selama menunggu volume berikutnye terbit (tiap 2-3 bulan), aku ganti haluan membaca novel fisik. Dan sejauh ini proses membacanya lancar, walau tidak se-maniak pembacaan Light Novel. Novel dan Light Novel yang kubaca masih berbahasa Inggris. Tidak ada superiority complex (rasanya) tapi aku tidak betah membaca novel hasil translasi ke bahasa Indonesia. Aku tidak ada masalah membaca novel asli bahasa Indonesia, saat SMA sudah beberapa novel habis dibaca seperti Ronggeng Dukuh Paruh, Dua Ibu, dan Burung-Burung Manyar. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan, Jam Literasi SMA.

    Sekian laporan kehidupanku saat ini, sampai jumpa dan salam literasi.

No comments:

Post a Comment