Manja, Disiplin, dan Menyiksa Diri

Senin, 25 Februari 2019


     Post pertama di tahun baru, setelah sebelumnya sedikit sibuk mengurus diri sendiri dan mencari nafkah membiayai makan diri sendiri. Sudah beberapa kali ada ide untuk membuat postingan dengan tema yang bervariasi sebelum ini tapi pada akhirnya niat dipendam dalam-dalam karena masalah progress yang minim dan motivasi yang tidak konsisten. Heee.




     Kuliah di universitas yang cukup jauh dari rumah berarti harus tinggal sendiri atau minimal jauh dari orang tua jika kebetulan ada saudara yang berdomisili di daerah yang dekat dengan kampus. Bagi beberapa, bangun pagi, menyiapkan sendiri pakaian dan bahkan mencuci pakaian sendiri adalah hal lumrah. Bagi sebagian lainnya, ini adalah pengalaman baru yang mau tidak mau harus dijalani sehari-hari untuk beberapa tahun kedepan, tidak menutup kemungkinan untuk sisa hidupnya.


     Bangun pagi? Hal biasa. Secara konsisten bangun pagi tanpa bantuan orang lain, hanya dengan alat bantu alarm untuk berbulan-bulan? Sulit. Pasti ada 1 atau 2 hal yang mampu menggoda tiap orang untuk menghancurkan jadwal tidur, merampok waktu istirahat sendiri. Jam 10 malam ada segelintir teman yang ngajak ngumpul di kafe? Ada episode baru dari serial yang sedang diikut yang turun jam 11? Siaran langsung award jam 2 pagi? Setiap orang memiliki 'kelemahan' masing-masing yang mungkin bisa menghancurkan prioritasnya.


     Jika saat SMA bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, maka di perkuliahan makanan mulai meminta sedikit perhatian. Kapan akan makan karena tidak ada yang akan mengingatkan tiap hari, makan dimana karena tidak jarang tempat kost tidak memiliki dapur yang memadai, dan berapa duit yang bisa dipakai untuk membeli makan karena tidak semua orang suka menarik uang dari rekening hingga habis.


     Cuci? Mayoritas remaja tidak mencuci pakaian dan piring setelah makan. Bagi yang tidak mau repot, laundry adalah sebuah solusi tapi bagaimana dengan piring kotor? Salah satu jawaban yang populer adalah jangan makan pakai piring sendiri. Pakailah kertas minyak atau jika tidak tersedia kertas minyak, gunakan piring teman hmmm.


     Dalam pengalamanku yang sudah 7 bulan kuliah dan hidup sendiri, beberapa hal tersebut datang dengan mudah dan natural tanpa ada halangan berarti. Iya, kadang ada sedikit masalah pada sektor bangun pagi namun tidak sering. Makan? Semarang yang biaya hidupnya lebih murah dibanding Jakarta terasa sangat nyaman untukku. 1 porsi makanan seharga 5rb dengan nasi ambil sendiri? Surga dunia. Aku tidak memiliki masalah dalam mencuci. Sejauh ini selalu berhasil menyisihkan waktu untuk merendam, membilas, menjemur dan menyetrika pakaian sendiri. Aku juga tidak memiliki isu dalam mencuci piring, walaupun jarang kugunakan. Bahkan sudah 3x aku mencoba masak makan siang sendiri di kost, walaupun seadanya. Roti panggang dan kentang sudah bisa masuk daftar menu-ku.


     Kata orang menabung adalah kunci kesuksesan tetapi jika belum memiliki penghasilan sendiri, rasanya menabung itu cukup sulit. Aku tidak menabung, yang bisa kulakukan hanya mengontrol pengeluaran. Mencoba menghambat derasnya uang mengalir dari dompet yang sejauh ini terbilang sukses berkat makanan murah dan tidak menggunakan jasa laundry. Memang kadang aku mencoba menghibur diri baik dengan membeli beberapa cemilan atau menonton di bioskop atau bahkan warnet beberapa jam tapi, itulah hidup. Ada saatnya berhemat, ada saatnya menikmati hasil penghematan. Tinggal masalah menyeimbangkan kedua hal tersebut.

No comments:

Post a Comment