Pembenaran dan Dibenarkan

Senin, 9 September 2019


     Bertambah usia, makin tinggi jenjang pendidikan, dinamika lingkungan kerja. Itu adalah beberapa faktor pendorong bertemunya kita dengan orang baru, dengan segala macam sifat bawaan mereka yang merupakan misteri, dan tentunya dengan masalah mereka yang akan pada waktunya kita ketahui, baik secara sengaja atau tidak sengaja. Baik tahu dari orang itu langsung atau sekedar mendengar percakapan orang lain.


     Kita tidak dapat menebak secara detil apa yang sedang dipikirkan orang lain, walaupun orang tersebut adalah keluarga dekat sekalipun. Kita tidak tahu respon apa, secara spesifik, yang akan mereka lakukan terhadap suatu situasi. Tentu, kita bisa memprediksi bahwa orang akan melawan jika diperlakukan seenaknya. Tetapi perlawanan apa yang akan diperbuat? Fisik? Jalur hukum?


     Beberapa berita yang tentang perilaku dan respon seseorang yang terkesan berlebihan dimata orang awam pun membuatku berpikir bahwa hal sepele dan lumrah dimata seseorang itu bisa jadi hal yang serius dan harga mati menurut orang lain.


     Aku tidak mendukung sama sekali tentang bunuh diri, tetapi hal tersebut adalah masalah yang nyata dengan berbagai alasan, sampai satu alasan yang tadinya menurutku terlalu remeh untuk dijadikan alasan bunuh diri, yaitu cinta. Namun beberapa minggu ini, berdasarkan pengalamanku dan setelah menyaksikan orang-orang disekitarku yang perlahan mulai memiliki pasangan, aku mulai paham kenapa hal yang tadinya kuanggap lumrah seperti putus hubungan asmara dapat berujung pada bunuh diri.


     Aku memiliki seekor anjing di rumah dan dia adalah anjing yang walaupun penakut, tetapi sangat waspada jika ada orang asing yang berada di depan pagar, baik tamu ataupun pedagang. Jika ia mencium bau orang asing di depan rumah, maka dia akan menggonggong dengan kencang dan bersemangat, entah apa tujuannya karena sepertinya bukan memberitahu penghuni rumah karena dalam keadaan siang hari dan tamu tersebut sudah dipersilahkan masuk pun si anjing tetap menggonggong kencang. Karena kebiasaan anjingku, aku mulai paham. Tidak membenarkan dan mendukung sama sekali, kenapa ada yang tega menyerang, menyiksa bahkan membunuh hewan yang berisik baik peliharaan ataupun liar.


     Aku tidak membahas tentang penyiksaan anjing oleh warga yang berpikiran sempit dan kaku, atau kasus pembunuhan anak kucing oleh seorang preman dengan cara sadis, aku membahas tentang pemberian makanan berpaku, makanan beracun, hingga pemukulan hewan oleh tetangga pemilik hewan.


     Inilah yang membuatku bisa menerima alasan dan pembelaan seseorang terhadap kesalahannya. Karena tidak ada yang bisa mengendalikan pemikiran orang lain, dan tidak bisa disalahkan sepenuhnya juga seseorang yang mengambil keputusan tidak tepat dalam keadaan penuh tekanan. Cara bicara yang hanya memperburuk masalah, sikap yang tidak mendukung terjadinya perdamaian, respon yang memancing konflik baru.


     Semoga kalian dapat mencoba memahami dan membantu seseorang yang mengambil keputusan yang menurut kalian fatal. Semoga kalian bisa mulai membantu dan membimbing alih-alih sekedar menyatakan apa kesalahan yang telah diperbuat, mengulangi perkataan puluhan bahkan ratusan orang yang telah mengemukakan hal tersebut kepadanya sebelum kalian.

No comments:

Post a Comment